Senin, 06 November 2017

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA TEBU (Studi Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur)

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA TEBU (Studi Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur) 

 1. Formulasi Masalah Masalah yang di dapat dari judul jurnal tersebut adalah kekurangan produksi gula dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat (Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Konsumsi gula nasional terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pertahun (BPS, 2012a). Luas areal tanaman tebu tahun 2012 sebesar 453.321 hektar dengan produksi gula mencapai 2,7 juta ton, sedangkan total konsumsi mencapai 5,4 juta ton (BPS, 2012b). 

2. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dari jurnal tersebut adalah peningkatan produktivitas di tingkat on farm (perkebunan tebu) dan off farm (rendahnya mutu bahan baku tebu dan pabrik gula yang makin tua dan tidak terpelihara dengan baik), serta perbaikan manajemen yang tidak memadai baik di tingkat pabrik maupun areal perkebunan tebu, upaya lain adalah membangun pabrik gula baru di luar Pulau Jawa, terutama pada lahan kering di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Setidaknya terdapat dua alasan yang sangat mendukung, yaitu potensi luas lahan masih tersedia menurut skala ekonomi terutama lahan kering dan kesesuaian agroklimat. 

 3. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian adalah suatu kesatuan, rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis, dan menginterpretasi data. Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut. Rancangan penelitian dari jurnal tersebut adalah kekurangan produksi gula dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat (Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Konsumsi gula nasional terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pertahun (BPS, 2012a). Luas areal tanaman tebu tahun 2012 sebesar 453.321 hektar dengan produksi gula mencapai 2,7 juta ton, sedangkan total konsumsi mencapai 5,4 juta ton (BPS, 2012b). pengembangan industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan untuk pengambilan data pada jurnal ini yaitu: a. identifikasi dan penentuan alternatif lokasi agroindustri gula tebu b. penilaian tujuan, kriteria, dan alternatif struktur AHP c. menggambarkan kondisi spasial lokasi kabupaten terpilih d. menentukan kawasan potensial pengembangan industri gula tebu e. menyusun struktur sistem pengembangan kemitraan tebu rakyat f. melakukan analisis kelayakan finansial pengembangan agroindustri gula tebu. 

5. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah beberapa bagian dari populasi. Populasi dan sampel dari jurnal yang sama adalah industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

6. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan dalam jurnal ini adalah skala nominal, karena, menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan perbedaan kualitatif. 

7. Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode eksperiment, karena data menggunakan rumus perhitungan.  



https://drive.google.com/open?id=1toUv0EKHMFgyD7OzPcW66wZnoCqF4izW



Tidak ada komentar:

Posting Komentar