No
|
Point
|
Jurnal 1
|
Jurnal 2
|
1.
|
Formulasi
Masalah
|
Melambungnya harga minyak
dunia, the United Nations
Framework Convention on
Climate Change (UNFCCC), dan kedatangan sebuah era
baru yang dinamakan ekonomi hidrogen.
|
Kekurangan produksi
gula dalam negeri, sementara
kebutuhan terus
meningkat (Dirjen Industri Agro
dan Kimia Departemen Perindustrian,
2009).
|
2.
|
Hipotesis
Masalah
|
Ilustrasi empirik
ini
menyarankan bahwa teknologi gas buang rumah tangga ramah lingkungan
dapat secara efisien
dibobotkan menggunakan
metode
AHP/DEA.
|
Peningkatan produktivitas di tingkat on farm (perkebunan tebu) dan off farm (rendahnya mutu
bahan baku tebu
dan pabrik gula yang makin tua
dan tidak terpelihara dengan baik), serta perbaikan manajemen yang tidak memadai baik di tingkat pabrik maupun areal
perkebunan tebu, upaya lain adalah membangun pabrik
gula baru di luar Pulau
Jawa, terutama
pada lahan kering di
Kawasan Timur Indonesia (KTI).
|
3.
|
Rancangan
Penelitian
|
Rencana nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas energi, mengurangi emisi gas buang rumah tangga ke level standar yang digariskan dalam the
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC),
dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
|
Konsumsi
gula nasional terus meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk
sebesar 1,49% pertahun
(BPS, 2012a). Luas
areal tanaman tebu tahun 2012 sebesar 453.321 hektar
dengan produksi gula mencapai 2,7 juta ton, sedangkan total konsumsi mencapai 5,4 juta
ton (BPS, 2012b). pengembangan industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
|
4.
|
Metode
Pengumpulan Data
|
Diagram Alir Metodologi,
Metode AHP, dan Model
DEA.
|
a. identifikasi dan penentuan alternatif
lokasi agroindustri gula tebu
b. penilaian tujuan, kriteria, dan alternatif struktur AHP
c. menggambarkan
kondisi spasial lokasi kabupaten terpilih
d. menentukan
kawasan potensial
pengembangan industri gula tebu
e. menyusun struktur
sistem pengembangan
kemitraan tebu rakyat
f. melakukan analisis kelayakan finansial pengembangan agroindustri
gula tebu.
|
5.
|
Populasi
dan Sampel
|
Gas
buang rumah tangga.
|
Industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
|
6.
|
Skala
Pengukuran dan Instrumen Penelitian
|
Skala nominal, karena, menggunakan notasi angka hal itu sama sekali
tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan perbedaan
kualitatif.
|
Sama
dengan jurnal 1, karena pada jurnal 2 juga menggunakan notasi angka.
|
7.
|
Metode
Pengolahan Data
|
Metode
eksperiment, karena data menggunakan rumus perhitungan.
|
Sama
dengan jurnal 1, karena pada jurnal 2 juga menggunakan rumus perhitungan.
|
Selasa, 07 November 2017
Tabel Perbandingan Jurnal 1 dan Jurnal 2
Senin, 06 November 2017
MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA TEBU (Studi Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur)
MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA TEBU (Studi Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur)
1. Formulasi Masalah
Masalah yang di dapat dari judul jurnal tersebut adalah kekurangan produksi gula dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat (Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Konsumsi gula nasional terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pertahun (BPS, 2012a). Luas areal tanaman tebu tahun 2012 sebesar 453.321 hektar dengan produksi gula mencapai 2,7 juta ton, sedangkan total konsumsi mencapai 5,4 juta ton (BPS, 2012b).
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dari jurnal tersebut adalah peningkatan produktivitas di tingkat on farm (perkebunan tebu) dan off farm (rendahnya mutu bahan baku tebu dan pabrik gula yang makin tua dan tidak terpelihara dengan baik), serta perbaikan manajemen yang tidak memadai baik di tingkat pabrik maupun areal perkebunan tebu, upaya lain adalah membangun pabrik gula baru di luar Pulau Jawa, terutama pada lahan kering di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Setidaknya terdapat dua alasan yang sangat mendukung, yaitu potensi luas lahan masih tersedia menurut skala ekonomi terutama lahan kering dan kesesuaian agroklimat.
3. Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian adalah suatu kesatuan, rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis, dan menginterpretasi data. Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut. Rancangan penelitian dari jurnal tersebut adalah kekurangan produksi gula dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat (Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Konsumsi gula nasional terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pertahun (BPS, 2012a). Luas areal tanaman tebu tahun 2012 sebesar 453.321 hektar dengan produksi gula mencapai 2,7 juta ton, sedangkan total konsumsi mencapai 5,4 juta ton (BPS, 2012b). pengembangan industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan untuk pengambilan data pada jurnal ini yaitu:
a. identifikasi dan penentuan alternatif lokasi agroindustri gula tebu
b. penilaian tujuan, kriteria, dan alternatif struktur AHP
c. menggambarkan kondisi spasial lokasi kabupaten terpilih
d. menentukan kawasan potensial pengembangan industri gula tebu
e. menyusun struktur sistem pengembangan kemitraan tebu rakyat
f. melakukan analisis kelayakan finansial pengembangan agroindustri gula tebu.
5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah beberapa bagian dari populasi. Populasi dan sampel dari jurnal yang sama adalah industri gula tebu di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
6. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan dalam jurnal ini adalah skala nominal, karena, menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan perbedaan kualitatif.
7. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode eksperiment, karena data menggunakan rumus perhitungan.
https://drive.google.com/open?id=1toUv0EKHMFgyD7OzPcW66wZnoCqF4izW
Langganan:
Postingan (Atom)