Judul resensi: Pemberian Hak Politik kepada Perempuan Amerika
Pembukaan
PPGA-PM. Iron Jawed
Angels (IJA) merupakan sebuah cerita yang berdasarkan
pada sebuah kisah nyata dari para pegiat perempuan yaitu Alice Paul
yang diperankan oleh Hillary Swank dan Lucy Burns yang diperankan oleh
Frances O’Connor. Film IJA diproduksi oleh HBO Films pada tahun 2009. Iron Jawed Angels adalah gambaran
lika-liku perjuangan perempuan untuk memperoleh hak-haknya. Film ini menjadi
potret bahwa perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam ruang
politik tidaklah mudah. Diperlukan waktu dan energi yang panjang, karena
untuk menembus benteng bernama patriarkhal sangat
sulit.
Isi
Film ini diawali oleh
pertemuan antara Alice Paul, Lucy Burns dengan Anna Howard Showel yang menjabat
sebagai ketua Asosiasi Emansipasi Wanita Amerika Nasional (National American
Woman Suffarace Assosiation / NAWSA). Alice dan Paul berkeinginan
untuk mendapatkan dukungan NAWSA dalam mengamandemen UU mengenai hak pilih
perempuan. Anggapan mengenai ketidakpantasan kaum perempuan berkiprah
dalam politik hampir terjadi di seluruh Negara bagian Amerika Serikat pada
saat itu. Hal ini terlihat dari sedikitnya Negara bagian (hanya 9 negara bagian
) di AS yang telah memberikan hak politik bagi perempuan untuk
berpartisipasi dalam pemilu. Pemberian hak politik bagi perempuan di 9
negara bagian ini memakan proses selama 64 tahun.
ketakutan terhadap perempuan apabila mereka diberi
ruang untuk berubah dalam berpolitik maka yang terjadi adalah muncul
tuntutan-tuntutan yang cenderung emosional. Tujuan yang ingin dicapai oleh
Alice Paul sangat jelas yaitu pemberian hak politik kepada perempuan Amerika
untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu, terlepas apakah hak politik itu akan
dipergunakan oleh perempuan untuk tujuan tertentu. Namun yang pasti adalah
mereka harus mendapatkan hak tersebut karena mereka adalah warganegara yang
mempunyai hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Hak pilih yang dimiliki oleh seseorang
akan memberikan akses untuk berpartisipasi dalam menentukan kebijakan
pemerintah. Harus disadari bahwa suara yang diberikan pemilih, akan memunculkan
seseorang yang berkuasa yang akan menentukan masa depan mereka. Alice dan Lucy
melakukan perekrutan simpatisan untuk ikut bersama mereka melakukan aksi.
Target mereka yang pertama adalah kelompok buruh perempuan. Pada awalnya
kelompok perempuan resis terhadap mereka. Namun, kampanye Alice akhirnya
menyadarkan mereka.
Kelebihan
Menurut saya film ini sangat layak
ditonton oleh masyarakat Indonesia, karena film ini mengisahkan perjuangan
seorang perempuan yaitu Alice dan Paul untuk mendapatkan dukungan dari NAWSA
untuk mengamandemen UU mengenai hak pilih perempuan. Perempuan maupun laki-laki
mempunyai derajat yang sama sehingga tidak perlu dibedakan atara perempuan dan
laki-laki mengenai hak pilih dalam pemilu. Cerita dari film ini bisa kita
jadikan contoh agar kaum laki-laki tidak lagi membelakangi kaum perempuan.
Kekurangan
Menurut saya kekurangan dari film ini
adalah gaya bahasa atau kata yang digunakan dalam film ini sulit dimengerti
karna banyak terdapat kata yang sangat berat dan juga kata-kata politik yang
sulit dipahami.
Penutup
Kesimpulan
Dalam film ini kita
dapat melihat karaketistik tokoh Alice, Lucy, dan Emily. Alice adalah seorang
yang mempunyai visi yang jelas, cerdas dan berpendirian tinggi. Lucy, teman
seperjuangan Alice yang memiliki cita-cita sama dengan Alice, yaitu ingin
memperjuangkan hak atas kesetaraan perempuan. Sedangkan Emily, adalah seorang
ibu yang memiliki kasih sayang dan kecintaan pada anaknya, serta concern
terhadap gerakan emansipasi perempuan, untuk mewujudkan kehidupan anak-anaknya
yang lebih baik di masa depan. Para perempuan tersebut kemudian bergabung di
dalam partai wanita independen yang terdiri dari berbagai aktifis perempuan
yang mempunyai visi bersama.
http://puslitgenderanak.unsoed.ac.id?p=213
https://arihaz99.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar